Selasa, 18 Oktober 2011


PEMBELAJARAN DI TEMPAT KERJA
Oleh
IMAS AISYAH SP., M.Si

Pengalaman kerja apa sih yang telah kita peroleh
selama kita berada di tempat kerja?

Pertanyaan ini ditujukan kepada semua orang yang baru beberapa hari diangkat atau yang sudah lama bekerja sebagai pegawai/karyawan di suatu tempat.  Mungkin bagi sebagian dari kita telah mendapatkan pengalaman kerja yang sangat berharga setelah sekian lama kita bekerja, namun sebagian dari kita mungkin saja masih merasa bahwa apa yang kita kerjakan di tempat kerja selama belasan bahkan puluhan tahun adalah hal rutininas saja yang kita lakukan berulang-ulang, atau diantara kita merasa selama kita berada di tempat kerja seperti berputar di tempat yang sama dan seolah kita sedang berjalan di tempat dan tidak ada hal-hal lain yang kita peroleh selain melakukan hal yang sama dari hari ke hari, dari minggu ke minggu atau dari bulan ke bulan atau dari tahun ke tahun, hal-hal  inilah yang kemudian bisa menimbulkan rasa jenuh atau bahkan stress, dan biasanya setelah memasuki usia pensiun, kita baru akan tersadar bahwa pengalaman kerja kita selama puluhan tahun tidak memberikan sesuatu yang berarti untuk hidup kita atau kita merasakan bahwa ”Selama kita berada di tempat kerja kita tidak mendapatkan pengalaman kerja apa-apa”.

Banyak para pegawai/karyawan yang setelah bekerja puluhan tahun bahkan sampai memasuki masa pensiun pun kepribadiannya tidak berkembang, merasa takut dalam mengambil tindakan atau keputusan, ragu untuk melakukan inovasi atau hal-hal baru, merasa kesulitan untuk berkomunikasi, masih kurang pandai bernegosiasi dan berargumentasi di depan orang banyak, tidak berani menyampaikan ide-ide cemerlang, tidak bisa mengatasi atau menyelesaikan permasalahan dengan baik dan hal itu semua merupakan indikator kegagalan kita menimba pengalaman selama kita bekerja di tempat kerja kita.
Hal ini mungkin bisa terjadi pada diri kita, pada kita semua dan permasalahan utama kenapa itu bisa terjadi adalah karena kita tidak melakukan proses “Pembelajaran di Tempat Kerja” selama kita berada di tempat kerja.  Dengan melakukan “Pembelajaran di Tempat Kerja” selama kita bekerja maka pengetahuan tentang pekerjaan maupun pengembangan diri dapat kita peroleh, sehingga kita akan selalu tertantang untuk berbuat yang lebih baik dan lebih baik lagi, pada akhirnya akan membuat kita berkembang dan ujung-ujung nya karir, jabatan dan gaji tentunya akan meningkat dengan sendiri nya, bukan? Hal lain yang tak kalah penting adalah pada saat kita pensiun nanti, kita sudah siap menjadi pribadi yang matang secara lahir da bathin, pribadi yang sukses, banyak wawasan dan pengetahuan, penuh percaya diri dan siap menghadapi tantangan dan perubahan. 
Teknik-teknik “Pembelajaran di Tempat Kerja” yang harus kita ketahui, sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Yang perlu kita lakukan adalah:
A.     Tentukan Keahlian Yang Ingin Kita Pelajari
Pada tahap pertama, kita harus instropeksi terhadap potensi diri dan identifikasi apa yang menjadi  kekurangan dan kelemahan diri, selanjutnya kita tentukan apa yang akan kita pelajari atau kemampuan apa yang ingin kita miliki, apakah dalam hal kemampuan bernegoisasi, berkomunikasi, membawakan presentasi, atau kemampuan pengembangkan diri lainnya.  Apapun yang akan kita pelajari harus menjadi pembelajaran yang akan meningkatkan atau menambah point terhadap aktivitas pekerjaan kita di kantor.
B.   Mencari “Sang Model”
Di tahap kedua ini, kita harus mencari “Sang Model” yang ingin kita pelajari, baik itu dari cara “Sang Model” bekerja sehari-hari maupun dari cara “Sang Model” bersikap, belajar dan mengembangkan diri.  “Sang Model” itu bisa kita dapatkan dari atasan kita dan tidak menutup kemungkinan dari bawahan kita. “Sang Model” yang kita pelajari juga bisa lebih dari satu model tergantung hal-hal apa saja yang ingin kita pelajari. Misalnya, kita tertarik dengan teknik “negosiasi” dari bapak “Fulan” maka mulailah setiap hari kita amati teknik  bapak “Fulan” sehingga beliau berhasil dalam bernegosiasi, berargumentasi, atau ada hal lain yang kita ingin kita pelajari dalam hal teknik “presentasi dan pendekatan ke atasan” dan ternyata kita menemukan teknik yang cocok untuk “presentasi dan pendekatan ke atasan” tersebut pada diri ibu “Hawa”, maka mulailah kita mempelajari teknik ibu “Hawa” tersebut dalam presentasi dan pendekatan ke atasan.  Setelah itu kita cari lagi point apa lagi yang ingin kita kembangkan dari diri kita, lalu cari “Sang Model” tersebut, begitu seterusnya kita lakukan  selama kita masih berada di tempat kerja kita.
                        
C.  Berusaha mengamati jurus-jurus dan teknik “Sang Model”
Di tahap ketiga ini, setiap hari kita harus berusaha mengamati jurus-jurus dan teknik “Sang Model” tersebut misalnya dalam hal bekerja, bersikap, berkomunikasi, bernegoisasi, berargumentasi saat presentasi, keberanian dan kepandaian dalam hal menyampaikan ide-ide cemerlang di depan atasan, berani dalam hal mengambil keputusan, dan mengembangkan diri sehari-hari di tempat kerja.                                 
Bernegosiasi sangatlah penting.  Mengetahui cara bernegosiasi yang benar seringkali sangat menguntungkan posisi kita di dunia karier. Negosiasi soal posisi yang ditawarkan, misalnya. Atau negosiasi soal kenaikan gaji. Masalahnya, tak banyak yang tahu dan mau bernegosiasi. Kunci pertama bernegosiasi adalah menjadi diri sendiri. Pilihlah cara negosiasi yang membuat Anda nyaman sekaligus mampu merefleksikan siapa diri Anda yang sebenarnya.  Tidak ada salahnya meniru gaya negosiasi orang lain.  Ambil cara yang terbaik yang dapat meningkatkan rasa percaya diri kita di depan orang yang kita ajak bicara.  Coba cari tahu apa kekuatan dan kelemahan kita, dan lihat bagaimana orang-orang bereaksi terhadap kekuatan dan kelemahan itu. Cara ini akan membantu kita menonjolkan kekuatan dan menyingkirkan kelemahan kita. Ini juga akan membantu kita mengenali kekurangan kita.
D. Berusaha sekuat tenaga untuk mempraktekan teknik-teknik yang sudah kita pelajari dari “Sang Model”

Di tahap keempat ini, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mempraktekkan teknik-teknik yang sudah kita pelajari dari “Sang Model” tersebut dalam kehidupan kerja kita sehari-hari, dan saat kita bekerja di tempat kerja dan jika kita sudah berhasil menerapkannya maka sebenarnya kita sudah berhasil mengubah cara kerja kita, cara berpikir kita, dan mengembangkan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih matang dalam bersikap, lebih berani dalam mengambil keputusan, tampil berani dan percaya diri  ketika menyampaikan ide dan argumen kepada orang lain dan yang paling utama menjadi pribadi yang lebih bermanfaat bagi orang lain di sekitar lingkungan dimana kita berada.

E.  Menghindari hal-hal negative yang bisa merusak kepribadian dan karier
Di tahap kelima ini, kita harus berusaha untuk menghindari orang dan lingkungan di mana kita bekerja, yang bisa membawa aura negatif terhadap pribadi kita dan karier kita.  Contohnya kita harus menghindari beberapa hal berikut:
1.      Bergosip.  Hindarilah sikap tidak terpuji dengan menyebarkan berita negatif tentang rekan kerja, atasan atau bawahan kita kepada rekan yang lain yang berada dalam satu tempat kerja. Bersikaplah positif dan berusahalah menjadi contoh yang baik bagi rekan-rekan kerja yang lain. Dengan mengusung sikap terpuji, tidak bergosip atau bermain politik kotor di kantor, kita akan akan terhindar dari masalah yang tidak penting yang bisa menjadi penghalang karier kita.
           
Mengggosip atau ngobrol yang tak ada juntrungnya hanya akan merusak dan membuang-buang waktu saja, selain itu juga akan merusak konsentrasi, mengganggu pikiran, serta membuang momentum penting yang kita miliki. Lingkungan sangat kuat mempengaruhi pribadi seseorang, selama kita menjadi orang yang kuat dalam pendirian, bisa membawa diri menjadi pribadi yang kuat, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, dan selalu berpikiran positif terhadap lingkungan, maka selamanya kita akan menjadi orang yang ”super” seburuk apapun lingkungan tersebut.
2.      Konflik Negatif.  Tak dapat dihindari, di setiap tempat  pasti akan muncul konflik. Bukan hidup namanya kalau tidak ada konflik. Konflik sendiri berbeda-beda jenisnya. Salah satunya konflik frontal dimana seorang karyawan akan dengan sangat terbuka menentang kebijakan perusahaan ataupun atasannya. Sebaiknya kita jangan ikut terpancing. Bersikap bijaklah menanggapi hal-hal seperti itu di sekeliling kita. Bila ada yang menentang pendapat kita, jangan diladeni dengan amarah atau emosi. Tetap berfikir jernih dan ajak setiap anggota team untuk berpikir demi kepentingan perusahaan bersama, bukan semata hanya untuk unjuk gigi kebolehan di depan manajemen.

Jika kita konsisten melakukan “Teknik Pembelajaran di Tempat Kerja” seperti di atas, niscaya kesuksesan akan sangat mudah kita raih dan kita kita pun siap memasuki dunia pensiun nanti dengan bekal berbagai pengalaman yang kita pelajari selama di tempat kerja, dan yang paling penting adalah pada saat ada orang lain bertanya “berapa lama pengalaman kerja anda ?”, maka “angka tahun” yang kita sebut sebagai “lamanya pengalaman kita ” tersebut benar-benar merupakan “lamanya pengalaman kita bekerja yang sesungguhnya” dan bukan merupakan “lamanya kita mengulangi kebodohan-kebodohan kita berulang-ulang di tempat kerja”.
Jadi.....tunggu apa lagi...marilah mulai hari ini kita melakukan “Pembelajaran di Tempat Kerja” dan percaya di ujung sana sukses sedang menanti kita......., Good Luck......

(Dari berbagai sumber)

Kamis, 23 Juni 2011

PENGELOLAAN LIMBAH (2)


POTENSI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA
SEBAGAI BAHAN PENYERAP LOGAM BERAT
PADA LINGKUNGAN AIR DAN TANAH


PENDAHULUAN
Masyarakat lebih banyak mengenal tempurung kelapa sebagai limbah.  Proses pengolahan limbah tempurung kelapa ini umumnya hanya dijadikan bahan bakar alternative pengganti minyak tanah saja.  Padahal dengan menggunakan teknologi yang tepat, efektif dan efisien, bahan baku tempurung kelapa dapat “disulap” menjadi produk yang multiguna dan bernilai ekonomi tinggi.  Melalui penggunaan teknologi yang tepat dan penerapan prinsip-prinsip dasar optimasi proses, pengolahan tempurung kelapa yang selama ini dipraktikan secara konvensional dapat diperbaiki sehingga kualitas produk yang dihasilkan dapat ditingkatkan.  Proses pengolahan limbah kelapa yang terintegrasi dicirikan dengan adanya proses pengolahan yang jauh lebih singkat, konsumsi energi rendah, nilai tambah produk yang dihasilkan tinggi, serta multi produk dan multiguna. 

Beberapa alternatif pemanfaatan lain yang masih bisa digali dan dikembangkan dari tempurung kelapa, antara lain sebagai bahan penyerap logam berat.

Dari hasil penelitian diilaporkan bahwa pori-pori yang terdapat pada arang tempurung kelapa mampu dan efektif untuk mengikat logam berat terutama logam Pb, Fe, dan Cu (Hardoko IQ, 2006).  Daya serap arang ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif.  Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara.
Arang dan arang aktif dari tempurung kelapa keduanya berpotensi dan dapat dikembangkan sebagai bahan penyerap logam berat. Kemampuan arang dan arang aktif dari tempurung kelapa terhadap penyerapan logam berat dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah logam Pb, Fe, dan Cu yang dapat diserap per kilogram arang tempurung kelapa
Adsorben/Bahan Penyerap
Pb
Fe
Cu
1 Kg Arang Tempurung Kelapa
35,8 mg
15,5 mg
13,8 mg
1 Kg Arang Tempurung Kelapa (Aktivasi)
56,3 mg
43,8 mg
39,9 mg
1 Kg Arang Tempurung Kelapa (Aktivasi + ZnCl2)
72,3 mg
36,1 mg
52,7 mg
Sumber:  Hardoko IQ (2006)


SARAN DAN KESIMPULAN
1.          Potensi tempurung kelapa masih belum dimanfaatkan secara optimal


2.           Limbah tempurung kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyerap logam berat pada lingkungan air atau tanah


3.            Perlu uji coba lebih lanjut untuk melihat pengaruh arang tempurung kelapa dalam menyerap logam berat pada tanah dan perairan yang tercemar  logam berat


4.           Perlu sosialisasi secara bertahap dan kontinyu tentang hasil penelitian yang telah dilakukan kepada para petani untuk mengubah pola  budidaya tanaman ke arah budidaya tanaman yang ramah lingkungan

(Dari berbagai sumber)

PENGELOLAAN LIMBAH (1)


PENGELOLAAN LIMBAH ONGGOK SINGKONG


Pendahuluan

Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama.  Konsumsi minyak dunia antara tahun 2010-2030 diperkirakan meningkat sekitar 26%.  Meningkatnya kebutuhan akan minyak bumi berbanding terbalik dengan cadangan minyak yang makin sedikit.  Kelangkaan dan tingginya bahan bakar minyak (BBM) saat ini merupakan topik yang mulai hangat diperbincangkan.  Fakta menunjukkan konsumsi BBM terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomik dan pertambahan penduduk.  Kebutuhan BBM di Indonesia saat ini mencapai 215 juta liter per hari, sedangkan yang diproduksi didalam negeri hanya 178 juta liter per hari.  Untuk  menutupi kekurangannya diimpor 40 juta liter per hari, dan sekarang Indonesia telah menjadi net-importir minyak bumi.  Impor BBM pun belum dapat mengatasi masalah, karena lebih dari 50 persen kebutuhan energi dalam negeri masih bertumpu pada minyak bumi.  Terbatasnya sumber energi fosil menyebabkan perlunya pengembangan energi terbarukan.  Salah satu sumber energi alternatif yang dapat dilirik adalah bioetanol.  Bioetanol ini merupakan energi terbarukan dan diharapkan dapat menjadi pengganti BBM.  Pengembangan bioetanol sebagai energi alternatif ini telah dipelopori PT Medco Energi Internasional Tbk.  Sudah tahun lamanya, Medco terjun ke Merauke dengan konsep Merauke Integrated Food anad Energi Estate (MIFEE) untuk mengelola lahan kritis yang ada di sana hingga menghasilkan sumber energi alternatif yang prospeknya cukup menjanjikan.  Perkebunan yang ditanami sorgum, kedelai, jagung, tebu  dan singkong telah menghasilkan produk pangan sebanyak 21,6 juta ton dan 13,6 juta kilo etanol telah diproduksi setiap tahunnya.  Bioetanol adalah etanol atau alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi.  Fermentasi adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan kemampuan mikroorganisme dalam menghasilkan produk.  Fermentasi adalah usaha manusia merubah limbah atau bahan-bahan mentah yang murah bahkan tidak berharga menjadi produk –produk yang bernilai ekonomik tinggi dan berguna bagi kesejahteraan umat manusia.

Fermentasi bioetanol dari onggok singkong


Onggok singkong diketahui sebagai limbah karena merupakan hasil sampingan pengolahan ubi kayu.  Saat ini pendayagunaan limbah onggok singkong belum  optimal, dan pada beberapa kasus pembuangan limbah onggok singkong ke alam menimbulkan pencemaran lingkungan.  Dengan teknik pengelolaan limbah yang benar, onggok singkong bisa dimanfaatkan secara maksimal menjadi bioetanol.  Komponen utama pada onggok singkong adalah pati sekitar 65% dan serat kasar 8%.  Proses fermentasi bioetanol terjadi pada kondisi anaerob dengan menggunakan khamir atau ragi tertentu yang dapat mengubah karbohidrat atau gula menjadi etanol.  Spesies ragi yang telah dikenal mempunyai daya konversi gula menjadi etanol yang sangat tinggi adalah Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoids dan Schizosaccharomyces sp.   Saccharomyces cerevisiae var. ellipsoids menghasilkan enzim zimase, sedangkan Schizosaccharomyces sp.    Menghasilkan enzim invertase.  Enzim zimase berfungsi sebagai pemecah sukrosa menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa), sedangkan enzim invertase mengubah glukosa menjadi etanol.  


Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi nonfosil yang mulai diintroduksi di Indonesia untuk kendaraan bermotor.  Fungsi bioetanol sebagai campuran bahan bakar kendaraan bermotor memiliki prospek bagus karena makin langka dan tingginya harga BBM. 

Keunggulan Bioetanol

Keunggulan bioetanol antara lain:
1.                 Bioetanol mengandung 35% oksigen sehingga dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi emisi gas rumah kaca.


2.               Bioetanol dapat dicampur dengan bensin pada berbagai komposisi, hasil paduan keduanya menghasilkan emisi karbonmonoksida dan hidrokarbon yang lebih minim dibanding bensin premium yang beredat saat ini, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan lebih ramah lingkungan


3.               Nilai oktannya lebih tinggi dari bensin sehingga dapat menggantikan fungsi bahan aditif, seperti metil tertier butyl ether dan tetra ethyl lead


4.                 Biaya produksinya rendah karena sumber bahan bakunya merupakan hasil pertanian budidaya yang tidak bernilai ekonomi dan dapat diambil dengan mudah


5.               Proses produksinya relatif sederhana dan murah


6.                 Meningkatkan kualitas udara dan ketahanan energi nasional


7.               Membantu petani meningkatkan penghasilannya melalui intensifikasi budidaya dan perluasan lahan

Pengembangan Bietanol di Indonesia
Menurut pendiri PT Medco Energi Internasional Tbk,  di Merauke tersedia lahan datar seluas 4,5 juta hektar.  Jika luas lahan di Merauke digabungkan dengan lahan di Papua Selatan, akan tersedia lahan 12 juta hektar yang berpotensi menghasilkan 16 juta milyar dolar AS setiap tahunnya.  Dengan pengelolaan yang baik, Indonesia bisa jadi negara produsen etanol terbesar dunia, menyaingi Brasil yang sudah lebih dulu dikenal sebagai negara penghasil biufel dunia.  Brasil bisa berhasil dengan mengelola lahan 3,6 juta hektar alias hanya 4,5% dari keseluruhan lahan kritis yang ada adi Indonesia.  Potensi pengembangan etanol di Indonesia itu diakui Konsul Kehormatan Brasil di Indonesia Paulo Camiz de Fonseca yang menyatakan bahwa ”Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk mewujudkan program pengembangan bioetanol”.   Banyaknya kesamaan karakter antara Brasil dan Indonesia menjadi faktot lain yang dapat mendukung pengembangan program ini.  Atas dasar ini Konsul Kehormatan Brasil di Indonesia Paulo Camiz de Fonseca juga menyatakan dan menjanjikan pihaknya akan memberikan kemudahan informasi demi lancarnya pengembangan bioetanol di Indonesia.

Penutup
Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi nonfosil yang mulai diintroduksi di Indonesia untuk kendaraan bermotor.  Fungsi bioetanol sebagai campuran bahan bakar kendaraan bermotor memiliki prospek bagus karena makin langka dan tingginya harga BBM.  Melihat begitu banyaknya keunggulan bioetanol dari onggok singkong ini, maka langkah yang perlu dipertimbangkan adalah memasyarakatkan penanaman singkong segera dan secara meluas serta merancang mekanisme pasar yang adil antara industri fermentasi bioetanol dan petani.

(Dari berbagai sumber)
 

CERITA PENDEK


LASTRI

“Mengapa kamu mau dinikahi sama lelaki itu, Lastri? Apakah kamu mencintainya? Lastri, jangan mau dipaksa nikah!” kata-kata itu terbersit dalam hati dan pikiran Lastri (perempuan cantik, anak seorang buruh tani di pinggiran kota Jogja), pertanyaan itu juga dilontarkan oleh Herman teman semasa kecil Lastri.  Lastri berkata dengan sungguh-sungguh, “Herman, orangtuamu kan seorang guru, jadi mereka mau menyekolahkan kamu sampai kamu memperoleh pendidikan tinggi, sedangkan orangtuaku menganggap aku sudah cukup sekolah sampai SMP saja.  Mereka sendiri kan tidak lulus SD.  Lastri melanjutkan omongannya, “orangtuaku memang menganjurkan untuk menikah dengan lelaki itu, meski aku tidak mencintainya, tapi aku akan mencoba belajar mencintainya
Setelah pernikahan Lastri, orangtuaku dipindahkan ke daerah Bandung.  Tetapi hubunganku dengan Lastri tidak putus begitu saja, sekalipun tidak selalu kubalas surat-suratnya, dia menceritakan suaminya yang mengabaikannya, “dia seorang pekerja keras, dia terlalu asyik dengan pekerjaanya, sampai-sampai tidak ada waktu sedikitpun untukku, saat dia ada di rumah, rumah bagai kuburan saja, dan itu sudah berlangsung selama 3 tahun lamanya”, waktu itu aku gugup menerima suratnya, aku tidak tahu harus membalas bagaimana.  Sempat aku tanyakan kepada teman-temanku, tetapi mereka tidak memberi jawaban yang memuaskan diriku.  Akhirnya, aku membalas suratnya sembarangan saja, “kalau memang dia tidak perhatian sama kamu, berarti dia egois, mumpung kamu belum punya anak dari dia, cerai sajalah dan tahun depan sekolah lagi.  Aku yakin dengan kecerdasan dan kecantikanmu, kau akan mendapatkan suami yang lebih baik”.
            Suratku tidak dibalas.  Aku cepat melupakan hal itu.  Aku disibukkan dengan kegiatan sekolah, lagipula aku merasa memiliki banyak teman waktu itu.  Dalam liburan semester ini, aku merasa jenuh di rumah dan ingin menemui Lastri di Jogja.  Sungguh mengejutkan, ketika sampai di rumahnya, Lastri sedang dirias seperti pengantin.  Lastri yang cantik itu melihatku dan langsung memelukku. “Herman, sudah lama aku sudah pingin ketemu kamu.  Menginap di rumahku saja, nanti malam aku akan menikah lagi”.
            Aku merasa aneh.  Dan perempuan itu meneruskan omongannya.  “Lakiku yang pertama meninggal.  Aku sendiri tidak tahu apa sakitnya.  Lakiku yang kedua ini, mudah-mudahan lebih baik dan sayang sama aku, tolong do’akan ya.
            “Kau kenal baik dia?”
            “Tidak, tetapi dia seorang calon Lurah di desa kami”
            “Kau betul-betul cinta padanya?”
            “Herman, jujur sebetulnya aku tidak mencintainya, tapi kalau aku tidak menikah lagi, lantas aku harus berbuat apa di desa? Janda itu banyak diomongin orang dan yang bisa aku lakukan adalah aku akan belajar untuk mencintainya.
***
            Surat yang dia kirim padaku, sepertinya menunjukkan bahwa dia sangat bahagia dengan perkawinannya.  Sekurang-kurangnya itu yang dia ceritakan padaku.  Seperti biasa aku terlampau malas untuk membalas suratnya, walaupun kadang-kadang aku kangen dengannya.  Aku sibuk dengan diriku sendiri.  Dan ingin pacaran sama Salma.
            Setelah lulus kuliah, aku dan Salma menikah.  Kami pindah ke Jakarta.  Pada saat itu kami benar-benar sibuk mengejar karier.  Masih ditambah ketiga anak kami yang lahir secara berturut-turut.  Namun, aku sangat gembira, Lastri masih mengirimiku surat.  Dan kali ini dia meneloponku.  Lastri bercerita, di desanya sudah ada wartel. “ Sungguh senang sekali aku bisa ngobrol denganmu, Herman”.
Dan ketika aku tanyakan bagaimana suaminya itu, dia bilang, “ dia sudah jadi Lurah di desa kami, semua orang menghormatinya dan segan sama dia”.
“Kau percaya?”
Lama dia tidak menjawab pertanyaanku.
“Gimana, kamu percaya sama dia?”
“Herman, aku tidak mau bertengkar dengan suamiku.  Do’akan saja ya, mudah-mudahan dia baik betul.  Dan aku kira, ketiga anakku yang rupawan cepat bisa mengobatiku dan aku senang mereka ada ditengah-tengah kami”.
Aku tercengang mendengar ucapan Lastri.  Mungkin aku terlampau lama hidup di Jakarta, sehingga hampir tak punya kepercayaan pada orang lain.  Tapi aku ingin selalu belajar pada Lastri, bagaimana caranya mencintai orang yang  tidak dia cintai.  Karena sekalipun sulit untuk dipercaya oleh diriku sendiri, baik Salma maupun aku rasanya sudah tidak memiliki cinta itu dari awal-awal pernikahan kami.  Untungnya, ketiga anakku tidak merepotkanku, dan aku masih punya kesempatan untuk mengambil S3.  Oleh karena itu aku akan mengundang Lastri dan suaminya pada sidang terbuka S3-ku. 
Dan ketika sibuk dengan disertasiku, aku mendapat surat yang agak panjang dari Lastri.
Herman yang tercinta,
Aku tahu kamu sedang sibuk, menyelesaikan sekolahmu.  Tetapi rasanya tidak mungkin aku menceritakan hal ini kecuali kepada teman semasa kecilku, aku lebih percaya sama kamu, Herman.  Suamiku kabur entah kemana, dia meninggalkan kami berempat, sekarang polisi sedang mencari keberadaannya.  Suamiku mengambil semua uang warga desaku, lalu dia kabur dengan uangnya bersama selirnya.  Aku sedih dengan nasib kehidupanku dan aku tidak menyangka akan begini akhirnya.  Herman, aku merasa dibohongi dan kecewa.
Herman yang baik, do’aku selalu kau bahagia dengan Salmamu.
Wassalam
Lastri

Aku terhenyak dan gemetar seluruh tubuhku saat membaca surat ini, aku ingin sekali menolong Lastri dan ketiga anaknya.
***
Waktu berjalan dengan cepat.  Aku semakin larut dengan kesibukkan demi kesibukan.  Dan rasanya semakin jauh dengan Salma (kami berdua memang sama-sama bersalah, tetapi tak selalu tahu bagaimana menggali cinta kami lagi). Namun yang paling aneh, dalam kondisi lemah seperti ini, aku merasa Lastri ada di mana-mana.  Lebih-lebih saat aku menyelesaikan disertasiku yang berat ini, bayangan dia seakan-akan berkelebat dimana-mana.
Setelah ulang tahunku yang ke-40, pernikahan kami malah semakin runyam dan pertengkaran sudah sering terjadi dan sangat menyakitkan.  Oleh karena itu, kukatakan kepada Salma dan anak-anakku, aku capek, dan aku telah berpikir, tidak bisa meneruskan pernikahan ini dan kami harus jalan sendiri-sendiri.
Beberapa hari di Bandung, bayangan Lastri semakin ramai.  Dan di hari kelima, seorang perempuan yang kelihatan tua mendekatiku dan memelukku erat-erat.
“Herman, aku merasa kau disini!”
Aku merasa terkejut dan sekaligus gembira bertemu dengan Lastri di sini.
“Aku akan menikah dengan lelakiku yang ketiga, Herman”, itu yang dia ucapkan.  Aku merasa sedih dan gusar mendengar ucapannya.  Tanpa sadar dengan sedikit emosi ku katakan padanya, “Kamu sudah tua, Lastri! Apakah mungkin kamu temukan lagi, cinta sejati dalam hidupmu? 
Lastri tertawa dan memelukku, “Herman, kau betul-betul sahabat sejatiku yang selalu datang pada setiap pernikahanku.  Besok aku akan menikah dan Dody akan menjemputku sebagai pengantin perempuan”.
Seluruh tubuhku lemas mendengarnya, sesungguhnya sampai saat inipun aku tidak ingin kehilangan Lastri.  Aku merasa sangat sendiri tanpa dia dalam hidupku!
Aku mungkin sangat capek dan tertidur lelap. Oleh karena itu, aku bermimpi, Lastri di jemput sama Dody sebagai pengantin perempuannya. 
Adzan subuh membangunkan mimpiku, dan saat aku membuka mata lebar-lebar, dengan senyum mengembang Lastri mengecup keningku, “Selamat pagi Cintaku,” tercium aroma melati (kembang pengantin) memenuhi kamar.
***

Rabu, 22 Juni 2011

TEKNOLOGI PIROLISIS SOLUSI PENANGANAN LIMBAH KAYU


Limbah kayu adalah bahan yang mengandung ligno-selulosa yang belum termanfaatkan  dengan baik.  Beberapa limbah kayu yang belum termanfaatkan dengan baik adalah tempurung kelapa, batang jerami, batang ilalang, tongkol dan batang jagung, sekam padi, ampas tebu (bagas), kulit kopi , cangkang buah pala, cangkang kacang tanah.
Potensi limbah kayu sangat tinggi sekali, namun efisiensi pengelolaan dan pengolahan limbah kayu sampai saat ini belum maksimal, sementara itu penanganan yang tidak tepat malah akan menimbulkan masalah bagi lingkungan.  Penanganan limbah kayu untuk saat ini kalau tidak dibuang ke sungai, maka dijadikan kayu bakar saja.  Limbah kayu yang tidak terurai dan mengapung menutupi permukaan air sungai, selain kurang enak untuk dilihat, juga akan mengganggu ekosistem air, dan semakin banyak limbah kayu yang dibakar dengan teknik yang tidak tepat, maka akan semakin meningkatkan emisi CO2 di atmosfer dan memicu pemanasan global.  Oleh karena itu perlu penanganan limbah kayu yang tepat dan aplikatif, dengan teknologi pengelolaan limbah kayu yang tepat dan aplikatif akan menghasilkan produk yang memiliki nilai yang lebih baik dilihat dari segi ekonomis, ilmiah dan kesehatan lingkungan. 
Teknologi pirolisis merupakan solusi yang tepat, efektif dan efisien, karena dengan teknologi pirolisis, proses pengolahan limbah kayu menjadi lebih terintegrasi yang dicirikan dengan adanya proses pengolahan yang jauh lebih singkat, konsumsi energi rendah, nilai tambah produk yang dihasilkan tinggi, serta multi produk dan multiguna, Produk hasil pengolahan limbah kayu yang multiguna dan bernilai ekonomi tinggi adalah arang sebagai produk utama, sedangkan asap cair dan ter merupakan produk sampingannya.
TEKNOLOGI PIROLISIS
            Pirolisis adalah pengembangan dari teknik karbonisasi kayu yang berkembang di masyarakat.  Teknik karbonisasi yang digunakan masyarakat   umumnya dengan pembakaran kayu langsung dalam suatu tungku/drum/lubang dalam tanah dengan hasil utamanya arang dan hasil samping berupa asap yang dibuang ke udara dan Asap yang dihasilkan dari proses karbonisasi tersebut memiliki kontribusi terhadap pemanasan global (Nurhayati, 2000).  Berbeda dengan teknik karbonisasi dengan pirolisis adalah proses pemanasan bahan kayu dengan suhu tinggi dalam wadah/tempat kedap udara dalam waktu tertentu, dimana asap yang dihasilkan dari pembakaran tidak dilepaskan ke udara, tetapi  dikondensasi sehingga akan terbentuk cairan hitam yang disebut asap cair atau cairan pirolygneous liquor/crud (Hendra,  1992). 


CARA PEMBUATAN ARANG KAYU DAN ASAP CAIR DENGAN
TEKNIK PIROLISIS

1.    Limbah kayu (misal tempurung kelapa), sebelumnya dibersihkan dulu dari sabut kelapa dan kotoran yang masih melekat, tempurung yang sudah bersih kemudian dicacah menjadi ukuran yang kurang lebih sama, supaya dapat ditata dengan rapih dalam wadah tempurung
2.    Cacahan tempurung kelapa kemudian dimasukkan ke dalam wadah.  Tempurung kelapa dimasukkan ke dalam wadah sampai penuh. 
3.    Pemanasan/pembakaran dilakukan dengan kayu bakar yang dimasukkan ke dalam lubang pembakaran.  Setelah asap tebal dan warnanya putih keluar dari lubang pemasukan tempurung, lubang tersebut ditutup rapat, dan pemanasan dilakukan sampai 6-7 jam.
4.    Setelah proses pemanasan selesai, semua lubang udara yang ada ditutup rapat semalaman (24 jam), dan asap cair akan keluar dengan sendirinya. Pemanenan arang tempurung dilakukan besok harinya.

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA ARANG DAN ASAP CAIR
DARI LIMBAH KAYU

Beberapa alternatif pemanfaatan yang masih bisa digali dan dikembangkan dari arang, antara lain: bahan baku pembuatan arang aktif, arang kompos , soil conditioning dan bahan penyerap logam berat.  Sedangkan asap cair saat ini sedang populer karena memiliki multifungsi.  Asap cair mengandung senyawa asam asetat, fenol, dan alkohol sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengawet makanan, penggumpal karet, pupuk organik, desinfektan, antimikroba, obat gatal-gatal pada kulit dan Biopestisda. Karena multimanfaat, maka pantas saja jika pasar terbuka lebar dan prospeknya sangat bagus.  Sebagai contoh, berdasarkan hasil penelitian dari Universitas Gadjah Mada (UGM), asap cair ini dari tempurung kelapa ini mempunyai beberapa keunggulan, murah, mudah didapat dan tidak membahayakan kesehatan sehingga diharapkan akan menjadi pengganti bahan pengawet yang membahayakan kesehatan masyarakat seperti formalin dan boraks.  Oleh karena itu asap cair dari tempurung kelapa ini sudah disiapkan oleh Departemen Kesehatan menjadi salah satu bahan pengawet yang memenuhi standar kesehatan. 
Asap cair juga memiliki banyak manfaat dan keunggulan, sehingga telah banyak  digunakan pada berbagai industri dan bidang, seperti industri pengolahan kayu, penyamakan kulit, pengolahan karet, di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan kesehatan.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.          Potensi limbah kayu tinggi tetapi masih belum dimanfaatkan secara optimal,
2.           Perlu sosialisasi secara bertahap dan kontinyu tentang teknologi pirolisis dan manfaat produk teknologi pirolisis (arang dan asap cair) kepada masyarakat pada umumnya
3.          Perlu uji coba dan penelitian lebih lanjut untuk melihat seberapa besar kemanfaatan produk arang dan asap cair dari limbah kayu untuk menangani berbagai masalah di industri pengolahan makanan, pengolahan kayu, penyamakan kulit, pengolahan karet, di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan kesehatan.

(Dari berbagai sumber)